Minggu, 04 November 2012

Pesawat Lion Air JT 761 Berhasil Di Evakuasi

Tepat pukul 18.00 WIB, badan pesawat Lion Air JT-716 yang mengalami insiden di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, berhasil dikeluarkan dari lokasi yang menjadi tempat menancapnya roda-roda pesawat. Sebelum proses evakuasi selesai dilakukan, PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan sistem operasional buka tutup. Keputusan diambil agar seluruh penerbangan dari dan menuju Bandara Supadio tidak terhenti. ”Sistem buka tutup bisa diterapkan, karena dari panjang landasan 2.250 meter, ada 2.100 meter yang tidak terdampak oleh insiden maupun proses evakuasi badan pesawat, dan dapat digunakan untuk lepas landas maupun pendaratan. Istilahnya Take Off Run Available (TORA) untuk lepas landas, atau Landing Distance Available (LDA) untuk pendaratan. Alhamdulillah, saat ini pesawat sudah berhasil dievakuasi,” jelas Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/11/2011). Adanya TORA/LDA sepanjang 2.100 meter, lanjutnya, kemudian disampaikan kepada seluruh maskapai dan pilot melalui penerbitan Notice to Airman (NOTAM). Karena itu, beberapa waktu setelah insiden terjadi, bandara tetap membuka pelayanan pendaratan terhadap pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-718 tujuan Jakarta-Pontianak. ”Beberapa waktu setelah kejadian, petugas di lapangan langsung mengukur TORA/LDA yang tersedia. Sehingga, sejak Kamis malam pukul 22.30 WIB, atau sekitar tiga jam setelah insiden, bandara sudah bisa dioperasikan kembali sampai saat ini,” jelas Tri. Pesawat Lion Air jenis Boeing 737-400 beregristrasi PK-LIF, dengan nomor penerbangan JT-716 tujuan Jakarta-Pontianak, mendarat di Bandara Supadio pada Kamis (1/11/2012) pukul 19.39 WIB. Saat pendaratan berlangsung, jarak pandang sejauh 6 kilometer dengan kondisi cuaca slight rain (hujan rintik/gerimis). Sementara, kondisi permukaan (pavement) landasan pacu yang baru saja melakukan overlay (penebalan) pada 2011, tersebut dalam keadaan baik dan bersih dari rubber deposit. Laporan petugas ATC menyebutkan, beberapa menit sebelum Lion Air JT-716 mendarat, tepatnya pada pukul 19.31 WIB, pesawat Sriwijaya SJ-183 dengan jenis pesawat yang sama, Boeing 737-400 yang juga tujuan Jakarta-Pontianak, mendarat mulus tanpa hambatan. Petugas menyebutkan, saat mendarat, roda pesawat Lion Air JT-716 yang mengangkut 166 penumpang, tepat menyentuh touch down zone di Runway 33. Hasil pemantauan dari lokasi kejadian, ditemukan jejak pengereman panjang dari roda bagian kanan pesawat. Jejak tersebut sedianya akan dijadikan sebagai salah satu petunjuk, untuk mengetahui mengapa pesawat bisa mengalami overrun dengan posisi berbalik arah 360 derajat. Posisi terakhir pesawat berada di atas tanah di sebelah kiri landasan pacu, dengan roda depan dan kanan menancap pada tanah, serta roda kiri masih berada di atas aspal landasan pacu. ”Penyelidikan masih dilakukan oleh investigator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), untuk mengetahui penyebab pasti insiden ini. Untuk mempercepat evakuasi, saya telah mengutus petugas AP II dari kantor pusat maupun Bandara Soekarno-Hatta ke Pontianak, dengan membawa peralatan,” papar Tri. Akibat kejadian tersebut, sejumlah bagian pesawat mengalami kerusakan, di antaranya pada mesin bagian kanan dan badan bagian bawah ekor pesawat, yang diduga sempat menyentuh aspal landasan ketika berputar. Sementara, proses evakuasi untuk mengeluarkan pesawat yang menancap di tanah masih dilakukan oleh pihak Lion Air, yang bekerja sama dengan petugas Angkasa Pura II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar