Selasa, 02 Oktober 2012

Pariwisata yang Terdapat di Indonesia,Dibutuhkannya Penerbangan Langsung

Bagi pariwisata Indonesia, tantangan terbesar adalah masalah direct flight atau penerbangan langsung. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu pada jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (1/10/2012). “Tantangan kita adalah direct flight. Kalau dibandingkan dengan Thailand, ke Thailand itu semua direct flight. Kita ke Jogja harus dari Jakarta,” tutur Mari. Mari berharap adanya penerbangan langsung yang menghubungkan suatu destinasi wisata di Indonesia dengan negara-negara lain terutama pasar pariwisata Indonesia. Minimal, lanjutnya, transit dilakukan di pesawat yang sama. “Kalau pun pesawat tidak sama, tetapi transfernya (dari satu pesawat ke pesawat lain) dibuat senyaman mungkin,” katanya. Oleh karena itu, Mari berharap dengan rencana Garuda yang mengembangkan feeder (pesawat penghubung) dengan pesawat kecil sebagai konektivitas antara kota besar dengan daerah-daerah lain. Hanya saja, di sisa tahun 2012 ke depan, pihaknya hanya bisa mengandalkan kapasitas kursi yang tersedia dari berbagai maskapai. Mari mengungkapkan pada tiga bulan terakhir tahun 2012, pihaknya berusaha memaksimalkan kursi yang ada, terutama di off season (di luar musim padat kunjungan) yaitu Oktober dan November. Sementara di bulan Desember, kata Mari, sudah relatif penuh. “Tetapi banyak harapan di tahun depan. Beberapa airline (maskapai) termasuk Garuda akan meningkatkan direct flight dan penambahan frekuensi,” tuturnya. Selain itu, Korea Air dan Asiana juga direncanakan akan meningkatkan frekuensi terbang ke Jakarta. Sehingga, ungkap Mari, pihaknya harus gencar mendorong paket-paket untuk wisatawan asal Korea Selatan. “Untuk turis Korea, kita fokus di luar yang umum. Yang menarik di Busan, ada Busan Indonesia Center. Jadi di luar Seoul (ibu kota Korea Selatan), kita harus lakukan marketing (pemasaran) juga,” ungkap Mari. Selain itu, untuk turis Korea Selatan juga dikembangkan wisata golf, long stay tourism (wisata untuk menetap lebih panjang) yang ditujukan bagi orang-orang pensiunan, dan wisata religi yang berfokuskan pada agama Buddha. “Mereka banyak yang ke Angkor Wat (Kamboja). Ini kita dengan Borobudur, kita bisa kembangkan,” tambah Mari.

1 komentar:

  1. Angkasa Persada, maju terus. Berikan layanan dan kepuasan yang terbaik buat pelanggan.

    BalasHapus